Penjelasan Misteri Rumah Tusuk Sate - Kelebihan kekurangan

Rumah Tusuk Sate - rumah yang berada tepat di tengah lajur T.
Rumah yang memotong lajur pertigaan, sehingga jalan tersebut jadi buntu sering disebut dengan rumah tusuk sate.

coba kita simak ulasan dibawah ini mungkin ada pencerahan dan solusi bagi anda yang tinggal di rumah dengan kondisi tusuk sate atau bagi anda yang kebetulan akan membeli dengan kondisi rumah seperti itu.


Dalam kepercayaan masyarakat berkembang berbagai anggapan yang mengatakan rumah itu akan sial, para penghuninya panasan sehingga suami istri sering bertengkar, serta berbagai mitos lainnya.


Ada yang bilang "rumah tusuk sate itu akan rentan sekali memicu ketidak-cocokan dengan tetangga sekitar.
Ia kemudian mencontohkan tentang sebuah rumah tusuk sate yang pernah ditemuinya. Karena jalan itu masih setapak, dan warga ingin mengadakan perluasan, maka dimintai kepada setiap warga untuk menyumbang. Dilandasi pemikiran bahwa seandainya jalan itu tidak ada, maka pemilik rumah tusuk sate tidak akan bisa lewat mana-mana, maka warga meminta agar dia menyumbang lebih besar daripada yang lain. Namun si pemilik rumah tusuk sate merasa keberatan, sehingga dia kemudian dikucilkan oleh para tetangga.

“Banyak kepercayaan terkait dengan rumah tusuk sate, seperti sering ditimpa musibah, angker, sial, mengandung hawa panas, dan sebagainya,”

 BANYAK orang yang menghindari rumah dengan posisi "tusuk sate". Feng shui atau hanya struktur posisi menjadi alasannya. Namun, sebenarnya rumah dengan posisi ini juga memiliki berbagai kelebihan.

Banyak pengembang perumahan kesulitan untuk menjual rumah di posisi tanah yang seperti ini. Namun, jangan khawatir, bagi Anda yang memiliki rumah dengan posisi "tusuk sate", banyak cara yang bisa Anda lakukan untuk membuat posisi ini menjadi lebih baik. Dilihat dari posisi tanah, rumah yang berada di lahan "tusuk sate", biasanya berada tepat di depan jalan yang tegak lurus.

Salah satu risiko rumah dengan posisi ini adalah kendaraan yang melaju di depannya bisa menerobos langsung, sehingga membahayakan penghuninya. Selain itu, angin bisa leluasa masuk ke dalam rumah tanpa halangan dan membawa debu. Belum lagi sorot mobil pada malam hari yang sinarnya bisa menyorot langsung ke dalam rumah.

"Rumah 'tusuk sate' kalau dilihat secara feng shui memang ada unsur negatifnya. Namun, di dunia arsitektur, sebenarnya rumah 'tusuk sate' mempunyai kelebihan yang bisa dimanfaatkan untuk kenyamanan penghuninya. Misalkan angin yang besar bisa memberikan keuntungan untuk sirkulasi yang alami di dalam rumah," tutur arsitek Rizky Artando.

Supaya "rumah tusuk sate" terlihat lebih nyaman, ada baiknya Anda membuat taman di depan dengan layout ruang yang cukup memadai sehingga bisa dimanfaatkan secara maksimal.

"Traffic kendaraan di rumah ‘tusuk sate’ cenderung lebih sedikit, ini menjadikan rumah 'tusuk sate' tidak sebising rumah di area lainnya. Selain itu, rumah 'tusuk sate' juga bisa terlihat dari segala arah, jadi menguntungkan bila membuka kegiatan usaha," kata Rizky.

Lahan "tusuk sate" bisa Anda siasati dengan desain bangunan yang baik. Di antaranya menempatkan area servis di bagian lahan yang menghadap jalan. Misalnya membuat carport, area servis, gudang, dan lain-lainnya. Pintu masuk utama juga bisa Anda geser sehingga rumah terhindar dari debu langsung dan pintu utama pun tidak langsung menghadap ke jalan. "Bagian pintu utama juga bisa dibuat menyamping antara sebelah kanan atau kiri. Jadi, menyampingkan posisi jalan," saran Rizky.

Di area depan, Anda juga bisa membuat taman yang asri dan rindang. Fungsi taman bisa dijadikan filter debu dan pelindung rumah dari bahaya mobil yang menerobos. Di area pagar pun bisa dibuat sedikit tinggi, misalkan Anda bisa menanam pohon atau tanaman yang lebih rapat sehingga membentuk pagar hidup. "Rumah 'tusuk sate' juga bisa menarik perhatian jika penataannya benar. Selain itu banyak memberikan keuntungan, biasanya luas tanah di rumah 'tusuk sate' memiliki luas yang sedikit lebih besar bila dibandingkan dengan rumah dengan posisi biasa," ucap Rizky.

Sementara, bila dilihat dengan kacamata feng shui, untuk mengakali rumah di lahan "tusuk sate", juga bisa menggunakan prinsip-prinsip feng shui. Prinsip dasarnya membuat desain rumah menjadi lebih nyaman dengan potensi kekurangan dan kelebihan lahan "tusuk sate". "Aliran angin yang cukup kencang diharapkan masuk ke dalam rumah secara perlahan. Tujuannya agar chi yang dibawa tidak rusak," kata Mauro Rahardjo, pendiri Feng Shui School Indonesia.

Anda bisa membuat konsep desain bangunan dengan tatanan massa dan ruang yang dapat memperlambat chi. Jadi, tidak langsung menuju pintu utama, agak sedikit dibelokkan. Tanah di rumah "tusuk sate" juga bisa ditinggikan sedikit, yaitu sekitar 1 sampai 1,5 meter.

"Orientasi masuk ke dalam rumah bisa dialihkan ke samping. Misalkan, jika lahan menghadap ke utara, sebaiknya pintu masuk utama dihadapkan ke arah barat atau timur. Bagian samping lahan juga harus dikosongkan agar pintu yang berorientasi ke samping ini memiliki jarak ruang kosong yang mencukupi," kata Mauro.


Apakah Rumah Tusuk Sate Membawa Sial? (pertanyaan ini yang sering muncul)
Bagaimana kalau pertanyaan ini kita balik "Apakah rumah bukan tusuk sate takkan membawa sial?"
Dari kedua pertanyaan ini, secara logika, sial - tidak sial, bukan dari rumah tusuk sate.
Tetapi dilihat kembali keadaan lingkungan.
Sangat bahaya apabila rumah tusuk sate berada dijalan raya.
Karena kerap mengalami hal-hal yang tidak diinginkan.

Menurut bahasanya muslimah,
Selama ia tidak mengganggu akidah tak ada masalah. Contoh: rumah yang ber-nomor 13 membawa sial. Rumah dekat kuburan tidak membawa rejeki. Rumah di tusuk sate penghuninya akan tidak beruntung. Nah, jika arahnya ke sini Islam tentu melarang. Karena nasib ada di tangan Allah. Allahu Shomad. Allah tempat bergantung demikian yang tertera dalam surat al-Ikhlas.
Sebaiknya kita mengarah kepada data-data teknis saja yang tidak mengganggu akidah. Seperti rumah tusuk sate harus diamankan dari segi tikungan tempat mobil berlalu dan sorot lampu mobil jika malam. Untuk itu arah yang bertepatan dengan tusuk satenya di-blok saja dengan pagar. Hingga lalu lalang penghuninya aman dari motor dan mobil yang menikung di areal itu.
Bisa juga meletakkan pohon atau kerei bambu pada sisi lahan tikungan tadi. Sebagai `buffer` atau penyekat yang dapat menghambat sorot lampu atau panas matahari. Juga arah pandangan mata yang dapat mengganggu privasi.
Kalaupun rumah tusuk sate atau kuburan itu menurut anggapan orang kurang laku dijual itu bukan karena nasibnya yang jelek. Menurut saya marketnya yang tidak banyak. Sama saja dengan mobil kijang yang banyak laku dijual karena murah meriah serta famly car. Sementara sedan BMW jarang pembelinya karena memang kelas atas dan mahal. Apakah BMW membawa sial dan kijang membawa rejeki? Tentu tidak demikian pola pikirnya.

Untuk rumah ideal yang jelas memang tergantung dari keadaan lingkungan. Idealnya ia mengahadap matahari pagi. Hingga saat pagi ia dingin, sejuk dan sehat. Lalu saat siang panas matahari ada di belakang rumah dan sudah siap untuk mengeringkan jemuran kita yang memang berada di belakang.
Ini idealnya bagi rumah-rumah yang berada di lingkungan perumahan yang berbentuk kapling-kapling. Untuk rumah dengan lingkungan terbuka, pegunungan atau tanah yang luas tentu varian analisisnya akan lebih beragam lagi.
Terakhir, mari kita bersyukur dengan apa yang kita miliki. Jika memang tusuk sate yang kita miliki, maka mari kita berharap agar ia menjadi berkah. Jangan sampai mengharap burung terbang di angkasa namun telur digenggaman terlepas. Jangan sampai pula kita menjadi hamba yang kufur.
Semoga ringkasan ini menjadi gambaran bahwa sesungguhnya kita tetap berpegang teguh pada bergantung hanya kepada Allah Yang Di Atas.Amin! KLIK CEK WEBSITE KAMI

1 comment: