Suatu malam yang cerah di alam antah berantah. Dua malaikat sedang ngobrol ngalur ngidul. Membicarakan Iblis dengan Tuhan. Malaikat Diamitri (DT) merasa khwatir teman sejawatnya Troughlinder (TL) yang kelihatan mulai simpati pada Iblis.
DT:
Salam Iblis….
TL:
Salam gundulmu!
DT:
Mengapa anda membalas salamku dengan kasar.
TL:
Pake tanya lagi! Karna saya terpengaruh Iblis.
DT:
Yoda, mengapa kok kamu tiba tiba merasa kasihan pada Iblis?
TL:
Karena Iblis selalu dijadikan kambing hitam atas semua perbuatan manusia. Asal yang baik baik manusia mengakui itu sebagai pencapaian spritualnya. Nah, giliran manusia berbuat jahat, pasti Iblis yang dituduh menggoda.
DT
Bukankah Iblis memang ditakdirkan menggoda manusia?
TL:
Apa tujuannya ya?
DT:
Yah supaya semakin banyak pengikutnya nanti yang masuk neraka.
TL:
Tapi saya yakin Iblis akan masuk surga kok.
DT:
Kok bisa? Kan dia mahluk penebar teror.
TL:
Ah, ngaco kamu! Penebar teror itu Tuhan kok. Lihat saja kalau ada bencana alam atau perusakan lingkungan. Past yang dituding Tuhan marah! Tuhan sedang memberikan pelajaran bagi manusia. Apa apa orang tuding Ilahi. Kalau kedapatan istri selingkuh juga ngomongnya, “Apa salahku Tuhan…..” Kalau mendapat kesusahan, kena PHK misalnya, “Berat nian cobaan yang kau berikan Tuhan…”
DT:
Jadi menurutmu, Iblis tidak menebar teror?
TL:
Terus terang saya tidak tahu. Bagi saya Iblis itu hanya metafora kok, menggambarkan sifat jahat manusia itu sendiri. Bukan benda berbentuk hominid tapi kaya kalelawar.
DT:
Menarik bung! Bagaimana kamu bisa yakin soal Iblis?
TL:
Saya baca kitab kitab suci. Sendiri saja.
DT:
Kesimpulanmu?
TL:
Iblis tidak bersalah!
DT:
Dalam hal apa Iblis tidak bersalah?
TL:
Dalam segala hal. Dari sampai dia menjadi Iblis dan tak adanya bukti keterlibatan Iblis dari semua yang dituduhkan padanya.
DT:
Bisa lebih jelas?
TL:
Kau bermasalah dengan nalar yah? Tapi baiklah. Pertama, kitab mengatakan bahwa Iblis itu mantan malaikat kaya kita ini. Yang menolak sujud pada Adam yang diciptakan Tuhan setelahnya. Karena menolak untuk sujud itu Iblis lantas dimurkai Tuhan. Lalu dilemparkan ke neraka dan menjadi seperti sekarang, dendam kesumat pada anak cucu Adam dan Hawa.
DT:
Kan terbukti Iblis itu ngacok! Melanggar perintah Tuhan.
TL:
Seakan akan begitu. Tapi coba pikir dulu. Apa yang dimaui Tuhan? MenyembahNya. Tuhan itu narsis. Berapa milyaran mahluk yang diciptakannya sampai yang renik, tak terhingga. Semuanya diciptakanNya apa hanya untuk hidup dan menyembahNya? Narsisnya melebihi semua orang narsis yang pernah saya kenal. Coba misal sekarang Tuhan datang dan bilang padamu, “Hei Diamitri saya baru ketemu patung cantik ini, kamu harus sujud padanya!” Apa yang kamu pikirkan? Jangan jangan itu ngetes saja. Soalnya kan perintah utama Jangan menyembah apapun selain Tuhan. Itu yang dilakukan Iblis.
DT:
Ha?
TL
Yah… Begitulah. Iblis tak pernah menyembah apapun selain Tuhan. Bandingkan dengan apa apa saja yang sudah disembah manusia. Tapi Tuhan menghukum Iblis, karena Iblis tidak mau sujud pada Adam. Sujud saja dia tak sudi. Begitu cintanya Iblis pada Tuhan. Dan dia dihukum karena itu. Coba anda pikir, siapa yang egois disini? Hati hati sob, kejadian yang menimpah Iblis bisa menimpah kita juga, kapan saja…
DT:
Kan kitab juga mengatakan bahwa Iblis menggoda Hawa agar memakan buah pengetahuan, sehingga baik Adam maupun Hawa kemudian dilempar juga dari Taman Firdaus?
TL
He, kamu cur baca juga ya?… Itulah masalahnya. Mengapa Tuhan hanya pesan, jangan sentuh pohon yang itu, yang lain silahkan sikat. Kalau seandainya Tuhan memberitahu perihal pohon pengetahuan tersebut kepada Adam. Adakah alasan Adam untuk tergoda rengekan Hawa yang digoda Iblis? Kemudian kontradiksi lagi. Untuk apa Tuhan memberikan Adam otak kalau tidak untuk berpikir, bila Pengetahuan itu tidak boleh didapatnya? Aneh kan? Dan, Hey… bukannya Iblis justru menjadi guru Adam? Guru yang pertama kali memberikan pengetahuan kepada Adam? Terus, apa sih susahnya memberi tahu Adam kenapa dia tak boleh menyentuh pohon itu.
DT:
Kau semakin tersesat jauh Sob….
TL:
Begitulah saya. Saya bisa jadi vampire kalau saya mau.
DT:
Back to topic. Apakah tidak ada orang yang memberitahu kamu yang sebaliknya?
TL:
Maksudmu pemuka pemuka agama itu? Kebetulan tidak. Lu tau sendiri, kitab kitab itu tak ada di tempat kita ini kan. Jadi kemaren karena penasaran saya bolos jaga. Masuk ke perpustakaan manusia. Diam diam. Saya baca kitabnya sendiri, saya pahami sendiri. Ini pemahaman saya sekarang. Entah besok. Alasan lain adalah, saya tidak mau pemahaman saya atas kitab yang saya baca dirusak atau dikotori pemahaman orang lain. Saya ingin pemahaman saya muncul dari apa yang saya baca, lantas saya pikirkan dan saya simpulkan. Bukan kesimpulan si anu atau si ana.
DT:
Begitu… baiklah, kurasa sudah waktunya kita jaga lagi. Manusia manusia itu semakin lama sudah semakin mirip bayi…
TL:
Kurasapon…. Bye bye….
No comments:
Post a Comment